Sejak krisis utang meletus pada tahun 2021, ribuan pembeli rumah lainnya terjebak dalam kesulitan yang sama ketika pengembang yang kekurangan uang mengalami kebangkrutan atau mengabaikan proyek yang sedang dibangun.
Mereka merupakan bagian dari gerakan pembeli rumah di seluruh China yang telah pindah ke hunian yang mereka sebut sebagai apartemen "busuk". Hal itu mereka lakukan untuk menekan pengembang dan pihak berwenang agar menyelesaikan bangunan apartemen. Sebab, banyak pembangun yang kekurangan uang hingga menghentikan konstruksi di tengah kemerosotan sektor real estat.
Shanghai E-House Real Estate Research Institute memperkirakan pada bulan Juli bahwa proyek yang terhenti menyumbang 3,85% dari pasar perumahan China pada paruh pertama tahun 2022. Jumlah tersebut setara dengan area seluas 231 juta meter persegi.
Sementara beberapa pemerintah daerah telah mengambil langkah-langkah untuk menopang pasar properti dengan menyiapkan dana talangan. Namun, pembeli seperti Xu, yang membayar deposito di muka dan siap untuk hipotek, tetap berada dalam ketidakpastian.