"Kita ingin agar Indonesia kuat, seperti era awal 80-an. Kita sudah bisa bikin pesawat terbang, kita sudah bisa bikin PT PAL, kita bisa bikin pabrik, sudah punya satelit Palapa. Untuk melanjutkan itu maka lahirlah Danantara yang tujuannya adalah untuk hilirisasi," kata Zulhas.
Program kedua, lanjut Zulhas, yaitu makan siang gratis bagi 82 juta penerima manfaat. Kebijakan ini, katanya, bertujuan meningkatkan kualitas gizi dan daya saing generasi muda Indonesia.
Zulhas juga menyoroti pentingnya mewujudkan kemandirian pangan dan energi nasional. Ia menyebut pemerintah menargetkan tidak lagi mengimpor solar mulai tahun depan, seiring dengan pengembangan Biofuel B50.
"Tahun depan kita akan penuh memakai Biofuel, oleh karena itu tahun depan Indonesia diusahakan, dikejar, ditargetkan tidak impor solar lagi, tahun depan. Berarti kita dari B40 akan membuat biofuel menjadi B50. Dengan hitung B50 maka kita tidak akan impor solar lagi," kata dia.
Lebih lanjut, Zulhas menyampaikan optimismenya terhadap proyeksi ekonomi nasional. Ia menyebut kebijakan pemerintah yang konsisten, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 dapat mencapai 6 persen.
"Mudah-mudahan 6 persen, kalau kebijakan-kebijakan Indonesia berjalan dengan baik, maka optimis 2026 pertumbuhan ekonomi Indonesia sekurang-kurangnya akan mencapai 6 persen," tutur Zulhas.
(Febrina Ratna Iskana)