sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

OECD Proyeksi Ekonomi Dunia Tumbuh 3,2 Persen pada 2025, Dampak Tarif Masih Terbatas

Economics editor Wahyu Dwi Anggoro
24/09/2025 10:58 WIB
Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) meningkatkan prospek pertumbuhan global menjadi 3,2 persen pada 2025.
OECD Proyeksi Ekonomi Dunia Tumbuh 3,2 Persen pada 2025, Dampak Tarif Masih Terbatas. (Foto: Freepik)
OECD Proyeksi Ekonomi Dunia Tumbuh 3,2 Persen pada 2025, Dampak Tarif Masih Terbatas. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) meningkatkan prospek pertumbuhan global menjadi 3,2 persen pada 2025.

Dilansir dari AFP pada Rabu (24/9/2025), OECD memprediksi dampak kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) masih terbatas tahun ini.

Pada Juni, OECD menurunkan proyeksi pertumbuhan global menjadi 2,9 persen dari 3,1 persen, terutama karena ancaman perang tarif.

"Ekonomi terbukti lebih tangguh daripada yang diantisipasi," kata Kepala Ekonom OECD Alvaro Pereira kepada AFP.

"Dampak tarif membutuhkan waktu lebih lama untuk memengaruhi perekonomian," ujarnya.

Laporan OECD menyebutkan, perekonomian global tahun ini ditopang langkah perusahaan-perusahaan mengimpor barang lebih awal untuk menghindari kenaikan tarif. Aksi ini dikenal dengan istilah front-loading.

Perekonomian dunia juga terdongkrak investasi di sektor kecerdasan buatan (AI) AS dan belanja pemerintah di China.

Pertumbuhan dunia diperkirakan melambat menjadi 2,9 persen pada 2026, terutama karena aksi front-loading mereda. Selain itu, tingkat tarif yang lebih tinggi serta ketidakpastian kebijakan yang masih tinggi menghambat investasi dan perdagangan.

Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif dasar 10 persen untuk impor dari seluruh dunia pada April. Ia kemudian mengenakan bea masuk yang lebih tinggi kepada puluhan negara, tetapi pemimpin AS tersebut juga membuka peluang negosiasi, mencapai kesepakatan dengan Inggris, Jepang, Uni Eropa, dan sejumlah negara lainnya.

AS belum mencapai kesepakatan permanen dengan China, meskipun dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut telah menurunkan tarif mereka untuk sementara waktu selama negosiasi.

Tingkat tarif efektif AS secara keseluruhan naik menjadi sekitar 19,5 persen pada Agustus, level tertinggi sejak 1933. (Wahyu Dwi Anggoro)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement