IDXChannel - Sekretaris Jenderal Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) Haitham Al-Ghais mendorong komunitas international untuk melanjutkan investasi di sektor minyak bumi. Dia juga mengatakan kebijakan iklim dunia harus mempertimbangkan berbagai aspek.
Al-Ghais mengatakan industri minyak kekurangan investasi selama beberapa tahun ke belakang. Dia mengeklaim sektor minyak membutuhkan investasi sebesar USD500 miliar setiap tahun hingga 2045.
“Sangat penting bagi semua pihak yang terlibat dalam negosiasi iklim untuk berhenti sejenak dan memikirkan gambaran besarnya,” kata Ghais di sebuah konferensi energi di Kairo, seperti dilansir Bloomberg pada Minggu (12/2/2023).
“Mereka harus mengembangkan transisi energi yang teratur, inklusif dan memastikan keamanan energi untuk semua,” lanjutnya.
Harga minyak bumi, gas alam, dan batu bara melonjak setelah invasi Rusia ke Ukraina. Kenaikan tersebut membuat isu keamanan energi menjadi perhatian pemimpin dunia.
Dalam pidato kenegaraannya beberapa waktu lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengaku bahwa dunia masih membutuhkan minyak bumi setidaknya untuk satu dekade lagi. Biden berasal dari Partai Demokrat yang memiliki sikap keras terhadap industri bahan bakar fosil.
Di Eropa, Shell Plc mengisyaratkan akan berhenti mempercepat investasi di sektor energi terbarukan, sementara itu, BP Plc memperlambat rencana pengurangan produksi minyak dan gas.
Konferensi Perubahan Iklim COP28 tahun ini akan digelar di Uni Emirat Arab yang merupakan anggota OPEC.
Al Ghais menegaskan bahwa OPEC dan mitranya – dikenal sebagai OPEC+, aliansi 23 negara yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia – berkomitmen untuk menjaga pasar minyak tetap stabil.
Harga minyak mentah masih melonjak pada Jumat (10/2/2023). Brent memperpanjang kenaikan mingguannya menjadi 8,1 persen di level USD86,90 per barel.
(WHY)