sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Oseltamivir Phospate Obat Berbahaya? Ini Penjelasan Indofarma (INAF)

Economics editor Aditya Pratama
19/07/2021 12:35 WIB
PT Indofarma Tbk (INAF) angkat suara perihal video yang beredar di media sosial dan menyebut produk Oseltamivir Phospate 75 mg kapsul sebagai obat berbahaya.
Oseltamivir Phospate Obat Berbahaya? Ini Penjelasan Indofarma (INAF). (Foto: MNC Media)
Oseltamivir Phospate Obat Berbahaya? Ini Penjelasan Indofarma (INAF). (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Indofarma Tbk (INAF) angkat suara perihal video yang beredar di media sosial dan menyebut produk Oseltamivir Phospate 75 mg kapsul sebagai obat berbahaya dan mematikan. Adapun obat ini menjadi salah satu terapi pasien Covid-19 sebagai antiviral.

Indofarma menegaskan pihaknya memperoleh izin edar yang diberikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) dengan Nomor Izin Edar GKL0620932201A1 untuk produk generik Oseltamivir Phosphate 75 mg kapsul kemasan dus, 1 blister @10 kapsul sebagai antiviral.

Berdasarkan Pedoman Tatalaksana Covid-19 edisi 3 yang diterbitkan oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDP), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia pada Desember 2020, Oseltamivir Phosphate masuk dalam kategori obat yang digunakan dalam terapi Covid-19.

Adapun produk yang berada dalam video tersebut merupakan produk Oseltamivir Phosphate 75 mg kapsul dengan no bets 1608004 yang diproduksi pada bulan Agustus tahun 2016. Informasi kedaluwarsa yang tercantum pada kemasan produk tersebut yaitu Agustus 2020, maka obat tersebut hanya bisa dikonsumsi hingga 31 Agustus 2020.

Dalam video tersebut, pasien menyatakan sedang isolasi di rumah sakit dengan membawa 1 blister produk Oseltamivir Phosphate. Hal ini tidak sesuai dengan sistem pemberian obat di rumah sakit dengan sistem UDD (unit doses dispensing) yaitu pasien hanya diberikan obat yang hanya sekali minum pada saat itu saja. Oseltamivir Phosphate termasuk obat keras yang hanya bisa diperoleh melalui resep dokter dan penggunaannya perlu pengawasan dokter.

"Perseroan memastikan Pembuatan produk Oseltamivir Phospate sudah sesuai dengan pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan Distribusi produk tsb dilakukan sesuai dengan pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) melalui Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang ditunjuk oleh Perseroan untuk menyalurkan ke fasilitas Kefarmasian," tulis manajemen Indofarma dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Senin (19/7/2021).

Perseroan memiliki unit Farmakovigilans yang bertanggungjawab dalam pendeteksian, penilaian, pemahaman dan pencegahan kejadian tidak diinginkan atau kejadian lainnya yang terkait dengan penggunaan obat sesuai dengan ketentuan BPOM RI tentang penerapan farmakovigilans bagi industri farmasi.

Selain itu, sebagai bagian dari Holding BUMN Farmasi, Perseroan terus mendukung program pemerintah di bidang kesehatan serta berkontribusi dalam meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup yang lebih baik dengan berkomitmen untuk menyediakan obat dengan kualitas terjamin dan harga terjangkau bagi masyarakat.

"Perseroan juga membantu upaya pemerintah dalam percepatan penanganan pandemi Covid-19 dengan menyediakan produk farmasi dan alat kesehatan, serta pelayanan kesehatan," ucap manajemen Indofarma.

Perseroan juga akan menempuh jalur hukum sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada pihak-pihak yang dengan sengaja menyerang kehormatan atau nama baik yang dapat merugikan Perseroan dengan pernyataan-pernyataan yang tidak berdasar dan tidak memiliki referensi ilmiah.

Gara-gara berita itu, INAF mendapatkan sentimen negatif hingga berimbas ke harga saham turuhingga terkoreksi sebanyak 3,45% per pukul 12:30 WIB. Saham kini berada di kisaran 3.060. (TYO)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement