IDXChannel - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyerahkan Penghargaan Festival Enhanced Oil Recovery (EOR) Tahun 2022 kepada 12 pemenang. Acara tersebut digelar di Kantor Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi “Lemigas”, Jakarta, Kamis (15/12).
Festival EOR 2022 merupakan penghargaan untuk teknologi EOR yang baru pertama kali dilakukan dan akan terus digelar secara berkala. Kegiatan ini juga merupakan adalah salah satu bentuk kontribusi Pemerintah yaitu fasilitasi dan apresiasi terhadap teknologi EOR.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji, mengatakan ajang ini merupakan apresiasi kepada insan peneliti dan praktisi di lapangan atas jerih payahnya mengembangkan EOR.
"Ada yang meneliti lebih dari 10 tahun. Pemerintah memberikan penghargaan kepada peneliti dan praktisi yang telah berkontribusi tersebut,” kata Tutuka di Jakarta, Kamis (15/12/2022)
Menurut Dirjen Migas, target produksi minyak 1 juta barel per hari dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari pada tahun 2030 yang dicanangkan Pemerintah, tidak akan tercapai tanpa adanya EOR. Teknologi EOR memegang peranan penting di lapangan migas tua yang sudah tidak dapat ditingkatkan produksinya dengan infill drilling maupun waterflood.
Recovery factor lapangan migas Indonesia saat ini mencapai 33%. Ini berarti, lapangan migas nasional sudah berusia sangat uzur alias tua. Saat inilah yang paling tepat untuk dilakukan EOR.
“Jadi inilah masanya EOR harus dilakukan. Optimalisasi produksi hanya akan menahan decline produksi, tidak dapat menambah produksi,” jelas Tutuka yang dalam kesempatan tersebut juga mengucapkan terima kasih kepada KKKS yang telah berupaya menahan decline produksi.
Untuk menaikkan produksi, lanjut Tutuka, dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu EOR dan penemuan cadangan migas baru melalui eksplorasi secara masif. “Kita menyadari produksi minyak kita saat ini flat. Naik sedikit tapi belum ke atas karena belum terlaksananya EOR dan eksplorasi,” kata dia.
Meski EOR belum dilaksanakan secara maksimal, Pemerintah tidak berkecil hati karena saat ini telah dilakukan metode huff & puff di sejumlah lapangan migas, antara di Lapangan Jatibarang. Huff & puff memang bukan EOR, tapi tanpa huff & puff, kita tidak bisa yakin melakukan EOR,” jelas Tutuka.