Shifa Nurhaliza
IDXChannel - Maskapai penerbangan Philippine Airlines, telah mengajukan kebangkrutan chapter 11 di Amerika Serikat. Hal ini sekaligus memungkinkan pihak maskapai untuk merestrukturisasi dan mengatur kembali keuangan yang terkena dampak pandemi Covid-19, juga memotong pinjaman sebesar USD2 miliar.
Dilansir oleh Reuters nantinya rencana restrukturisasi perusahaan, juga mencakup USD505 juta dalam ekuitas utang jangka panjang. Selain itu, pembiayaan utang dari pemegang saham mayoritas maskapai juga dilakukan, serta senilai USD150 juta untuk pembiayaan utang tambahan dari investor baru.
Mengutip program Power Breakfast IDX Channel, Senin (6/9/2021), pemilik Philipphine Airlines, Lucio Tan mengungkapkan, pengajuan itu sebagai terobosan besar bagi operator, dimana maskapai turut menyelesaikan pengajuan paralel untuk pengakuan di Filipina di bawah undang-undang kepailitan dan rehabilitasi.
“Rencana restrukturisasi memungkinkan maskapai untuk mengatasi dampak pandemi global yang belum pernah terjadi sebelumnya yang telah secara signifikan mengganggu bisnis di semua sektor, terutama penerbangan, dan muncul lebih kuat untuk jangka panjang,” ungkap Lucio, dikutip dari Bloomberg, Senin (6/9/2021).
Sementara itu, pihak manajemen menambahkan bahwa dua holding perusahaan induk yang terdaftar, yakni Pal Holdings dan Pal Express tidak termasuk dalam kepailitan chapter 11. Bahkan, Rolls-Royce dan Lufthansa Technic merupakan salah satu kreditur tanpa jaminan terbesar di perusahaan.
