sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pakar Sebut RI Butuh Perubahan Struktur Ekonomi

Economics editor Shelma Rachmahyanti
18/12/2021 19:27 WIB
Menurut pengamat, Indonesia sebaiknya melakukan perubahan struktur ekonomi.
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi RI
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi RI

IDXChannel – Founder dan Ekonom Senior CORE Indonesia Hendri Saparini mengatakan, Indonesia sebaiknya melakukan perubahan struktur ekonomi. Menurutnya, pada saat ini pemulihan ekonomi bukan satu-satunya yang dituju.

“Sangat diharapkan kita semua mengingatkan pemerintah bahwa yang sedang kita tuju itu bukan sekadar pemulihan ekonomi. Kalau pemulihan ekonomi kemudian didefinisikan sebagai (ekonomi) kita yang tidak lagi tumbuh negatif atau sudah tumbuh lebih tinggi lagi, itu menurut saya terlalu sempit,” katanya secara virtual, Sabtu (18/12/2021).

Hendri menjelaskan, Indonesia mempunyai pengalaman yang sangat dalam yakni pada saat krisis ekonomi 1998. Di mana, sebelum terjadinya krisis ekonomi 1998 struktur ekspor untuk manufacturing jauh lebih tinggi dibanding komoditas primer.

“Tetapi begitu krisis 98 kita porak poranda di sisi manufacture dan kemudian beralih yang kita ekspor itu adalah komoditas-komoditas primer. Nah yang harus kita ingatkan, jangan sampai kita nanti kemudian pulih atau tumbuh lebih tinggi tetapi kita tidak melakukan perubahan struktur yang lebih baik,” jelas dia.

Lanjutnya, hal ini perlu menjadi catatan karena pada saat krisis ekonomi 1998 Indonesia memilih berbagai kebijakan yang sebenarnya membuat struktur ekonomi rapuh. Oleh sebab itu, menurut Hendri Indonesia harus pulih dari kondisi ini.

“Kembali lagi saat 98 kita memilih berbagai kebijakan yang membuat struktur ekonomi kita sebenarnya rapuh. Ketergantungan terhadap impor di berbagai sektor, linkage antara industri besar dan industri kecil, linkage antara hulu dan hilir itu sangat rentan,” ujar Hendri.

Tambah Hendri, jika di 2022 tidak ada perubahan kebijakan, maka hal ini akan menjadi PR yang lebih besar ke depannya.

“Kalau di 2022 kita tidak ada perubahan di dalam pilihan kebijakan, dan kemudian kita memang pulih tetapi strukturnya itu tidak membaik tetapi justru memburuk, maka itu menjadi PR yang lebih besar lagi bagi kita,” tandasnya. 

(NDA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement