Menurutnya, tersendatnya layanan perusahaan air dari PT PMgS ini justru terjadi di tengah program meraup pelanggan baru oleh Perumda tersebut. Sementara pasokan air ke wilayahnya kerap tidak mengalir dan sudah terjadi sejak lama, kalaupun mengalir dua hingga tiga hari.
"Jadi pasokan air lebih sering matinya daripada ngalirnya. Meskipun nyalanya variatif ada yang dua sampai tiga hari, tapi macetnya juga sering,” keluhnya.
untuk mengatasi tidak adanya pasokan. Hanya jika tiap hari seperti itu warga dirugikan karena pengeluaran jadi lebih besar.
“Tiap bulan bayar ke PT PMgS sekitar Rp103 ribu terkadang juga yang Rp100 ribu. Tapi kalau air gak ada, ya kami warga di sini udunan beli air tanki,” tuturnya.
Dirinya berharap, Pemda KBB membantu agar PT PMgS dapat memberikan layanan terbaik bagi pelanggan. Mengingat keluhan warga Villa Cilame Indah sudah pernah disampaikan, namun hingga kini pihak perusahaan tidak merespons keluhan pelanggan.