Andayani menjelaskan, perseroan saat ni memiliki 9 kapal logistik yang terdiri dari 3 kapal milik Kementerian Perhubungan sebagai penugasan dan 6 kapal milik PELNI sendiri, yang mana 1 kapal sebagai cadangan.
Sehingga, saat ini ada 8 kapal logistik yang dioperasikan Pelni untuk melayani rute wilayah barat 1 kapal, wilayah tengah 5 kapal, dan wilayah timur 2 kapal. Muatan kapal berangkat tergolong cukup besar sekitar 73 persen, namun untuk angkutan baliknya masih berada di bawah 30 persen.
Kapal logistik Pelni mengangkut komoditas pangan seperti tepung terigu, gula, minyak goreng, daging sapi, beras, daging ayam, kedelai, cabai rawit, dan bawang merah. Selain itu, kapal juga mengangkut material seperti semen, besi baja, triplek, hingga gas elpiji.
Andayani mengatakan keberadaan angkutan logistik dan program tol laut berkontribusi dalam menurunkan disparitas harga antar wilayah. Diperkirakan, peningkatan konektivitas logistik ini mampu berkontribusi dalam menekan disparitas harga rerata di kisaran 5-45 persen, terutama di wilayah Indonesia bagian Timur yang dinilai cukup memberikan dampak terhadap penurunan harga barang.
"Di Indonesia Timur kehadiran kapal logistik memberikan dampak penurunan harga 15-45 persen," kata dia.
(NIA DEVIYANA)