IDXChannel - PT Pelni tengah melakukan kajian untuk menambah 7 kapal baru dengan anggaran Rp700 miliar. Direktur Utama PT Pelni, Tri Andayani, menjelaskan kapal baru tersebut terdiri dari 2 kapal penumpang dan 5 kapal angkutan logistik.
Penambahan armada ini sejalan dengan peningkatan permintaan angkutan logistik maupun penumpang yang tumbuh setiap tahunnya.
"Menggunakan anggaran (Pelni) sendiri, ada 2 kapal komersial, saat ini sedang kita kaji. Kemudian ada 5 kapal tongkang tugboat. Kurang lebih kebutuhan anggaran Rp700 miliar," ujarnya saat ditemui di Jakarta Utara, Kamis (24/7/2025).
Andayani memaparkan kebutuhan permintaan kapal logistik nasional terus mengalami peningkatan. Pada 2020 misalnya, jumlah peti kemas yang diangkut secara nasional sebanyak 18.155 TEUs.
Jumlah tersebut terus mengalami peningkatan hingga akhir 2024 total yang diangkut secara nasional mencapai 35.391 TEUs. Saat ini PELNI melayani sekitar 40 persen dari kebutuhan angkutan logistik secara nasional.
Menurutnya, beberapa program Presiden Prabowo seperti Koperasi Merah Putih, target swasembada pangan, dan lainnya akan meningkatkan permintaan akan transportasi logistik di tanah air. Hal ini yang membuat Pelni berencana untuk menambah armadanya dalam beberapa tahun mendatang.
"Justru dengan momen ini (Kopdes Merah Putih), saya ingin menyampaikan bahwa ada penugasan kapal logistik. Kami juga mohon dukungan dari Pemerintah, terutama di daerah, sehingga muatan dari logistik ini menjadi lebih optimal lagi," kata dia.
Andayani menjelaskan, perseroan saat ni memiliki 9 kapal logistik yang terdiri dari 3 kapal milik Kementerian Perhubungan sebagai penugasan dan 6 kapal milik PELNI sendiri, yang mana 1 kapal sebagai cadangan.
Sehingga, saat ini ada 8 kapal logistik yang dioperasikan Pelni untuk melayani rute wilayah barat 1 kapal, wilayah tengah 5 kapal, dan wilayah timur 2 kapal. Muatan kapal berangkat tergolong cukup besar sekitar 73 persen, namun untuk angkutan baliknya masih berada di bawah 30 persen.
Kapal logistik Pelni mengangkut komoditas pangan seperti tepung terigu, gula, minyak goreng, daging sapi, beras, daging ayam, kedelai, cabai rawit, dan bawang merah. Selain itu, kapal juga mengangkut material seperti semen, besi baja, triplek, hingga gas elpiji.
Andayani mengatakan keberadaan angkutan logistik dan program tol laut berkontribusi dalam menurunkan disparitas harga antar wilayah. Diperkirakan, peningkatan konektivitas logistik ini mampu berkontribusi dalam menekan disparitas harga rerata di kisaran 5-45 persen, terutama di wilayah Indonesia bagian Timur yang dinilai cukup memberikan dampak terhadap penurunan harga barang.
"Di Indonesia Timur kehadiran kapal logistik memberikan dampak penurunan harga 15-45 persen," kata dia.
(NIA DEVIYANA)