IDXChannel - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero), atau Pelni, mengungkapkan kebutuhannya untuk menambah armada. Pembelian itu perlu dilakukan mengingat penugasan yang diberikan untuk menghubungkan pulau-pulau dengan kategori terpencil, terdepan, tertinggal dan perbatasan (3TP) membutuhkan adanya konektivitas tol laut.
Vice President Pemasaran Angkutan Penumpang Pelni, Sukendra, mencatat, sebagian daerah di kawasan Indonesia Timur dan sebagian lainnya di Indonesia Barat belum tersentuh transportasi laut. Padahal, keberadaan konektivitas laut dinilai mampu menekan disparitas harga bahan pokok.
"Kebutuhan kapal baru itu sangat penting buat kita, yang jelas masih banyak daerah-daerah belum yang tersentuh," ujar Sukendra, Minggu (5/9/2021).
Perseroan mengakui memang terjadi penurunan penumpang kapal miliknya saat ini. Hal tersebut disebabkan tumbuhnya pelayaran-pelayaran baru di Indonesia dan masuknya bisnis transportasi laut milik swasta yang semakin berkembang.
Meski begitu, bukan berarti penambahan kapal ditiadakan pemegang saham atau pemerintah. Sebab, sebagai BUMN yang menerima penugasan negara di sektor moda transportasi laut, perseroan memandang perlu adanya penguatan pelayanan kepada masyarakat. Salah satunya, penambahan kapal baru.
Penugasan yang dimaksud adalah meningkatkan dan mempercepat arus distribusi barang kebutuhan pokok sehingga dapat menekan perbedaan harga barang antara Indonesia Barat dengan Timur. Selain itu melakukan pengangkutan sapi hidup dari sentra pembiakan ternak sapi seperti wilayah di Nusa Tenggara untuk dikirimkan ke Pulau Jawa.
"Poin pentingnya, yang sudah saya jelaskan kalau memang kapal-kapal ini belum bisa ditarik secara komersial. Itu mesti menjadi tugas dan tanggung jawab negara untuk merangkai atau menghubungkan antara pulau tadi. Itu adalah kewajiban negara yang tentunya tidak bisa compare dengan komersial," paparnya.
Faktor lain adalah kondisi kapal milik Pelni yang tidak tepat guna. Dimana, tipe kapal didominasi oleh desain khusus untuk kapal penumpang. Padahal, ada kebutuhan pelayaran lain yang harus dipenuhi perusahaan untuk masyarakat. Misalnya, angkutan logistik dan kendaraan ke daerah.
Untuk mencegah ketimpangan tersebut, manajemen pun merombak desain beberapa kapal sehingga menjadi kapal dengan konsep three in one. Artinya, satu armada kapal mampu mengangkut penumpang, logistik dan kendaraan.
"Yang namanya di kita itu three in one. Bisa muat penumpang, bisa muat kargo, bisa muat kendaraan," katanya.
Selain itu, perlu restorasi atau pergantian armada yang usianya cukup lama. Sukendra mengakui, kapal-kapal tersebut membutuhkan perawatan intensif dengan biaya tinggi karena pemborosan bahan bakar dan sejumlah perbaikan lainnya.
Namun, perbaikan tetap saja berujung pada perbaikan ulang. Perkaranya, kapal milik perusahaan pelat merah itu tetap mengalami kerusakan dan pemborosan bahan bakar.
"Kapal tersebut sudah termasuk ekspansif, biasa perawatan. Jadi, daripada perawatan kapal biaya besar sekali dan kapalnya tidak berubah, tetap saja kapal yang tua itu tadikan, lebih bagus kita berencana mendatangkan kapal-kapal baru yang tentunya fungsinya sudah tepat guna dengan kondisi yang sekarang," ungkap dia. (TYO)