Penugasan yang dimaksud adalah meningkatkan dan mempercepat arus distribusi barang kebutuhan pokok sehingga dapat menekan perbedaan harga barang antara Indonesia Barat dengan Timur. Selain itu melakukan pengangkutan sapi hidup dari sentra pembiakan ternak sapi seperti wilayah di Nusa Tenggara untuk dikirimkan ke Pulau Jawa.
"Poin pentingnya, yang sudah saya jelaskan kalau memang kapal-kapal ini belum bisa ditarik secara komersial. Itu mesti menjadi tugas dan tanggung jawab negara untuk merangkai atau menghubungkan antara pulau tadi. Itu adalah kewajiban negara yang tentunya tidak bisa compare dengan komersial," paparnya.
Faktor lain adalah kondisi kapal milik Pelni yang tidak tepat guna. Dimana, tipe kapal didominasi oleh desain khusus untuk kapal penumpang. Padahal, ada kebutuhan pelayaran lain yang harus dipenuhi perusahaan untuk masyarakat. Misalnya, angkutan logistik dan kendaraan ke daerah.
Untuk mencegah ketimpangan tersebut, manajemen pun merombak desain beberapa kapal sehingga menjadi kapal dengan konsep three in one. Artinya, satu armada kapal mampu mengangkut penumpang, logistik dan kendaraan.
"Yang namanya di kita itu three in one. Bisa muat penumpang, bisa muat kargo, bisa muat kendaraan," katanya.