Robi menuturkan, untuk memenuhi kebutuhan energi yang naik enam kali lipat tersebut ada beberapa potensi yang kemudian akan dioptimalkan dan ini berdasarkan permodelan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan.
"Mendominasi ke depan adalah tenaga surya, kemudian disusul juga dengan beberapa pembangkit energi terbarukan lainnya, jadi ditargetkan di tahun 2060 semua pembangkit dihasilkan dari pembangkit energi terbarukan," tuturnya.
Dia menambahkan, untuk mendukung keandalan sistem, dibutuhkan dukungan storage, baik itu pumping storage maupun berbasis kepada baterai.
Robi menyebut bahwa komposisi baurannya ke depan surya akan berperan signifikan, dan nuklir menjadi salah satu opsi bagi Indonesia, yang digunakan sebagai base load di dalam memenuhi bauran energi listrik untuk memenuhi demand.
Faktor lain yang menjadi kunci yaitu jaringan. Dengan jaringan saat ini saja, pemerintah kesulitan mencapai NZE. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengintegrasikan jaringan yang ada di Indonesia.
“Beberapa pulau utama itu diinterkoneksikan dengan supergrid dan beberapa grid ini sudah masuk di dalam RUPTL kita, sementara beberapa lainnya sudah dibahas dalam narasi RUPTL selanjutnya," ujarnya.
(FRI)