IDXChannel - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mencermati arah kebijakan tarif Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump. Kebijakan tersebut diperkirakan memberikan dampak signifikan terhadap ketidakpastian pasar keuangan global, sekaligus memperlambat proses disinflasi di negara adidaya tersebut.
"Dampak kebijakan tarif yang dilakukan di Amerika Serikat diperkirakan memberikan pengaruh terhadap proses disinflasi atau penurunan inflasi menjadi tertahan," kata Koordinator KSSK sekaligus Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK I Tahun 2025 di Jakarta, Jumat (24/1/2025)
Tarif dagang menjadi senjata AS terhadap negara-negara seperti China, Kanada, hingga Meksiko sebagai mitra utama AS dalam perdagangan internasional.
Melansir BBC, Trump mempertimbangkan tarif 10 persen terhadap China pada 1 Februari 2025, kendati baru-baru ini menyebut bakal menahannya terlebih dahulu.
Penerapan tarif yang tinggi berpotensi meningkatkan harga di pasaran, yang akhirnya berdampak terhadap inflasi.
Sri Mulyani menyebut potensi inflasi yang masih kuat di Negeri Paman Sam akan memengaruhi kebijakan suku bunga yang diambil oleh Federal Reserve. Terlebih, tensi geopolitik global yang belum mereda juga menjadi perhatian.
"Tentu mempengaruhi stand atau posisi dari Fed Fund Rate, kebijakan dari suku bunga Federal Reserve, yang dalam hal ini ekspektasi untuk terjadinya penurunan menjadi lebih terbatas," tuturnya.