Tidak hanya kebijakan moneter, sisi fiskal Amerika Serikat juga menjadi sorotan. Sri Mulyani memproyeksi pemerintah AS akan lebih ekspansif dalam kebijakan fiskalnya.
Hal ini bakal mendorong imbal hasil atau yield dari US Treasury tetap tinggi, baik pada tenor jangka pendek maupun jangka panjang.
Tingginya yield US Treasury tersebut juga berpeluang menarik minat investor global untuk mengalihkan aset mereka ke pasar keuangan AS, yang berdampak pada pelemahan mata uang dunia lainnya.
“Sehingga menyebabkan indeks mata uang dolar AS atau Amerika Serikat US Dollar DXY berada dalam tren yang meningkat,” kata dia.
(NIA DEVIYANA)