“Kami berkomitmen untuk memegang ikrar dan komitmen dalam mendukung Layanan Kesehatan Berkelanjutan di tanah air. Dengan menandatangani ikrar ini, kami berkomitmen terhadap visi layanan kesehatan berkelanjutan di Indonesia, yang berpedoman pada prinsip-prinsip keadilan sosial, kepedulian terhadap lingkungan, kelayakan ekonomi, dan ketahanan sistem," ungkap Se Whan.
Adapun Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, dalam sambutan kunci pada saat pembukaan memberikan apresiasi bagi AstraZeneca yang telah menyatukan berbagai pemaku kepenting dari sektor Kesehatan untuk membahas sebuah isu yang perlu dihadapi bersama, yaitu perbuhan iklim dan kehilangan keanekaragaman hayati.
“Delapan miliar manusia yang hidup di bumi saat ini sangat tergantung pada keanekaragaman hayati yang menyediakan kebutuhan dasar manusia, diantaranya makanan, air, energi, obatobatan, dan bahan lain yang dibutuhkan manusia untuk berkembang. Namun, pesatnya perkembangan yang dilakukan manusia turut menghadirkan konsekuensi yang mengganggu keanekaragaman hayati,” ucap Dante.
Menurut Dante, polutan penyebab polusi udara disebabkan akibat kendaraan bermotor, pemanfaatan energi fosil (batu bara), industri, dan debu konstruksi. Berbagai aktivitas tersebut merupakan konsekuensi dari ekspansi aktivitas manusia yang dapat mengakibatkan kerusakan keanekaragaman hayati dan mengakibat tingginya kejadian penyakit respirasi, seperti ISPA dan asma.
Kementerian Kordinasi bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Kesehatan dan berbagai pemangku kepentingan bidang kesehatan, termasuk AstraZeneca Indonesia bersama Kimia Farma, Kalbe Farma, Biotis Pharmaceuticals Indonesia, BioFarma, Anugra Pharmindo Lestari dan rumah sakit yaitu Siloam Hospital Group, Mitra Keluarga Hospital Group, dan Premier Hospital Group.