Sementara di sisi lain, terjadi peningkatan inflasi pada sektor kesehatan serta perawatan pribadi dan jasa lainnya. "Inflasi inti yang masih terjaga di atas 3% menunjukkan daya beli masyarakat yang masih kuat dan optimisme menyambut tahun 2023," lanjut Febrio.
Inflasi pangan bergejolak (volatile food) sedikit meningkat menjadi 5,71% (yoy) didorong oleh harga pangan yang cenderung volatile sebagai dampak faktor musiman dan gangguan cuaca.
“Untuk menjamin ketersediaan pangan dan menjaga stabilitas harga pangan di masyarakat, pemerintah telah melakukan berbagai upaya melalui percepatan impor, antisipasi lonjakan harga akibat risiko gangguan cuaca, serta persiapan menghadapi Ramadan dan Idulfitri yang sudah dilakukan dari sejak awal tahun,” terang Febrio.
Untuk kelompok administered price, inflasi tercatat 12,28% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan Desember 2022 (13,34%). Hal ini didorong oleh menurunnya tarif angkutan udara dan bensin.