IDXChannel - Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini mengumumkan inflasi tahunan di Januari 2023 menyentuh angka 5,28%.
Menanggapi hal ini, Wakil Direktur INDEF Eko Listiyanto mengatakan sebenarnya jika tidak ada guncangan yang luar biasa ke depan, maka suku bunga Bank Indonesia (BI) sudah bisa ditahan.
"Kenapa? Karena, pertama dari sisi tren inflasi, inflasinya sekarang 5,28%, sementara suku bunga sudah di atas 5,5%. Artinya, tidak ada negative interest rate, itu bunga acuan, bunga di perbankan lebih tinggi lagi," ujar Eko kepada MNC Portal di Jakarta, Kamis (2/2/2023).
Hal ini sudah mensinyalkan bahwa sebenarnya suku bunga BI tidak perlu dinaikkan lagi. Yang kedua, faktor Rupiah, karena Rupiah di triwulan I-2023 ini akan cenderung stabil.
"Kecuali kalau ada hal-hal luar biasa yang tidak terduga, misalkan perang Rusia-Ukraina memasuki eskalasi babak baru, kalau sekarang orang-orang sudah tahu dan paham kalau situasi memanas, sudah beda dibandingkan dengan tahun lalu," ungkap Eko.
Jika Rupiah sudah menyentuh Rp15.000 per dolar Amerika Serikat (AS), Eko menilai sudah tidak ada urgensi untuk menaikkan suku bunga lagi. Ketiga, jika dilihat, inflasi di AS juga sudah masuk tren menurun, dimana mereka menaikkan suku bunga tetapi sudah tidak seagresif sebelumnya.
"Jadi kalau sudah tidak agresif, kalau mereka naiknya cuma 25 basis poin (bps), tidak perlu kita imbangi. Memang juga akan tergantung pada strategi negara lain, terutama AS seperti apa, terus juga kita harus tahu bahwa kenaikan suku bunga itu forward looking, jadi mengarahkan sasaran inflasi ke depan sebetulnya. Jadi kalau sudah 5,75% suku bunganya dan inflasinya rendah, jangan terlalu agresif," terang Eko.
Ekonom LPEM FEB Universitas Indonesia (UI), Teuku Riefky mengatakan bahwa BI perlu melanjutkan koordinasi yang erat dengan TPIP dan TPID. "Untuk (kenaikan) suku bunga sejauh ini nampaknya masih belum diperlukan," ucap Riefky.
Namun, Ekonom sekaligus Direktur CELIOS Bhima Yudhistira menilai bahwa BI masih perlu untuk menaikkan suku bunga menjelang lebaran. "Bi sebaiknya menaikkan suku bunga 25-50 bps lagi, mengingat tekanan inflasi masih cukup tinggi terutama jelang Ramadhan di Maret nanti," katanya.
(SAN)