"Seluruh industri penerbangan tentunya sangat terdampak di tengah situasi pandemi COVID-19 seperti ini, namun tidak menyurutkan kami selaku anak usaha plat merah yang diberi mandat dalam mencari mitra strategis dalam mengembangkan lahan Bandara Internasional Kualanamu menjadi lahan komersial terpadu. Pengembangan kawasan airport city yang dapat bersinergi dengan mitra-mitra potensial. Dengan adanya kolaborasi antara pemangku kepentingan dengan mitra usaha ini diharapkan dapat menjadi salah satu motor penggerak ekonomi (economic driver) di kawasan barat Indonesia, khususnya di wilayah Sumatra Utara," jelas Haris.
Ke depan, kapasitas terminal penumpang Bandara Internasional Kualanamu akan ditingkatkan hingga mencapai 40 juta penumpang per tahun.
Pada masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 sekarang, bandara ini melayani penumpang sekitar 2 ribu sampai dengan 3 ribu penumpang per hari. Sedangkan di masa normal dapat melayani penumpang berkisar 9-11 juta penumpang per tahun.
Menurut Haris, pertumbuhan angkutan kargo juga cukup besar. Hal ini didukung dengan data angkutan kargo di Bandara Internasional Kualanamu dalam tiga tahun terakhir yang mencapai rata-rata 50.000 ton dalam setahun.
Bandara Kualanamu saat ini memiliki kapasitas terminal penumpang 9 juta orang per tahun dan menyandang status Bintang 4 dari Skytrax. Akses menuju Bandara Kualanamu didukung dengan berbagai alternatif, mulai dari Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi hingga akses dengan Kereta Bandara Railink dengan waktu tempuh dari bandara ke pusat kota Medan sekitar 30 menit.
(IND)