Menurutnya, study tour memiliki berbagai banyak sudut pandang, baik dari sisi positif maupun negatif. Namun, semuanya bisa dipertimbangkan dengan baik agar situasi yang ada saat ini bisa terus dijaga supaya ekonomi masyarakat tetap berjalan.
"Masalah study tour ini memiliki berbagai banyak pandangan kan, termasuk yang kita dengar dari Mendikbud sendiri mengatakan tidak melarang kegiatan tersebut," kata dia.
Yusran mengatakan, larangan study tour akan membuat pelaku usaha di Jawa Barat merasakan dampak langsung, mengingat sektor pariwisata, termasuk perhotelan sangat bergantung pada kegiatan rombongan seperti study tour. Dia pun menilai masalah tersebut dan perlu solusi yang adil bagi semua pihak.
Lebih jauh dirinya berharap pengambilan keputusan seperti larangan study tour bisa dilakukan dengan pertimbangan yang menyeluruh. Hal ini agar tidak merugikan pelaku usaha dan masyarakat yang menggantungkan hidup dari sektor pariwisata dan perhotelan.
"Karena kita melihat bahwa kondisinya juga tidak baik-baik saja juga sekarang kan, di mana mendapatkan lapangan pekerjaan juga sulit dan untuk mempertahankan dunia usaha juga sulit di situasi yang ada saat ini. Namun kembali lagi, jika kepala daerah memutuskan hal yang berbeda tentu kita tidak bisa berbuat banyak kan," katanya.
(Dhera Arizona)