sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Peneliti CIPS Beberkan Penyebab Harga Pangan Serba Naik 

Economics editor Advenia Elisabeth/MPI
06/04/2022 09:45 WIB
Harga berbagai komoditas pangan terpantau mengalami kenaikan di masa ramadan ini.
Harga bahan pokok terus naik (Ilustrasi)
Harga bahan pokok terus naik (Ilustrasi)

IDXChannel - Harga berbagai komoditas pangan terpantau mengalami kenaikan di masa ramadan ini. Mulai dari minyak goreng, gula, bawang-bawangan, telur, daging ayam, daging sapi hingga cabai. 

Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta mengatakan ada banyak faktor yang menyebabkan tingginya harga pangan tersebut.

"Beberapa di antaranya adalah tantangan-tantangan produksi pertanian, seperti perubahan iklim, belum memadainya infrastruktur pendukung pertanian, kurangnya penggunaan teknologi, berkurangnya lahan pertanian, berkurangnya jumlah petani dan rendahnya produktivitas pertanian," kata Felippa, Rabu (6/4/2022).

Selain itu, kata dia, produk pertanian juga masih melalui rantai distribusi yang panjang. Panjangnya rantai distribusi itulah menyebabkan, salah satunya tingginya biaya logistik yang pada akhirnya akan memengaruhi harga jual di tingkat konsumen. 

Lebih lanjut Felippa menuturkan, industri pengolahan makanan dan minuman pun mengalami tantangan tersendiri, seperti banyaknya regulasi yang menambah ongkos dan adanya keterbatasan impor bahan baku.

Menurutnya, Kementerian Pertanian perlu memperbaiki produktivitas pertanian dan meningkatkan investasi baik publik maupun swasta untuk ke pertanian, bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengembangkan sistem irigasi pertanian dan infrastruktur.

Perkembangan sektor pertanian harus juga diikuti oleh kebijakan perdagangan pangan yang berorientasi pada kepentingan konsumen, lewat penyederhanaan regulasi impor sehingga bisa memastikan akses masyarakat ke komoditas pangan dengan yang terjangkau.

“Pemerintah perlu merespons kebutuhan pangan dengan memperhatikan semua faktor, termasuk daya beli dan keterjangkauan masyarakat," ucapnya.

Ia menyarankan, impor sebagai instrumen jangka pendek perlu dibuat sesederhana mungkin supaya dampaknya terasa. Di saat bersamaan, program untuk meningkatkan produktivitas pertanian dapat dilakukan lewat intensifikasi dan memaksimalkan akses petani pada input pertanian berkualitas. 

(NDA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement