Penjualan ready stock ini sebagian besar dapat dipastikan terjadi karena adanya pengurangan PPN yang meningkatkan permintaan konsumen untuk membeli rumah. Bahkan, kata Ali, sebagian besar penjualan ready stock ini berada di segmen harga di bawah Rp1 miliar.
"Pada triwulan kedua diperkirakan akan terjadi peningkatan lebih tinggi lagi untuk penjualan rumah ready stock dengan melihat bahwa semakin banyak masyakarat yang mulai mengetahui relaksasi tersebut"ujarnya
Ali berharap,pemerintah dapat memberikan relaksasi pengurangan PPN bagi penjualan perumahan indent, sehingga dapat berkontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.
"Seperti diketahui multiplier effect sektor properti termasuk perumahan sangat besar sebagai lokomotif perekonomian nasional dan mendorong 174 industri ikutan lainnya" tandasnya. (RAMA)