Sebagai perajin tahu, Iniyani mengaku kebutuhan garam dalam satu minggu bisa menghabiskan dua hingga tiga karung garam. Garam tersebut digunakan untuk menambah rasa asin dalam pengolahan tahu kuning.
Iniyani mengaku, naiknya harga garam menyebabkan biaya produksi naik. Apalagi sebelumnya perajin tahu juga cukup berat atas naiknya harga kedelai yang menyebabkan naiknya biaya produksi.
"Biaya produksi naik, tapi kami enggak mungkin serta merta menaikkan harga tahu. Apalagi, tahu ini kan konsumennya banyak kalangan bawah. Kalau harganya dinaikkan terus, kami khawatir akan mempengaruhi kemampuan mereka belanja," imbuh dia.
Iniyani berharap, pemerintah bisa turun tangan mengatasi masalah ini. Setidaknya harga garam kembali normal seperti sedia kala.
(SLF)