sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Penyintas Omicron Bisa Alami Long Covid? Berikut Kata Dokter Ahli

Economics editor Rizky Pradita Ananda
04/03/2022 06:53 WIB
Berikut penjelasan dokter ahli terkait efek long Covid pagi para penyintas varian Omicron.
Penyintas Omicron Bisa Alami Long Covid? Berikut Kata Dokter Ahli(Dok.MNC)
Penyintas Omicron Bisa Alami Long Covid? Berikut Kata Dokter Ahli(Dok.MNC)

IDXChannel - Dampak berkelanjutan dari infeksi Covid-19 atau biasa disebut long Covid sudah cukup familiar di kalangan masyarakat, terutama bagi para penyintas.

Terkait dengan pasien yang terpapar varian omicron, apakah juga bisa terkena Long Covid? Sayangnya, mengingat varian virus ini masih relatif baru, data yang ada masih belum cukup.

“Varian ini baru terdeteksi pada November 2021. Jadi, data dan bukti ilmiahnya belum begitu banyak,” Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi.

Meski belum banyak, Prof. Zubairi tak menampik memang sudah ada laporan penyintas varian Omicron yang mengalami Long Covid.

“Laporan penyintas varian Omicron mengalami Long Covid, ada dan memang terjadi. Hanya angka kejadiannya belum banyak. Gejala yang sering ditemui adalah brain fog, beberapa nakes mengalami itu,” jelasnya.

Seperti diinformasikan sebelumnya, ada sebagian para penyintas Covid-19 berisiko mengalami Long Covid. Kejadian Long Covid sendiri sudah mulai terdeteksi dan diteliti sejak pertengahan tahun 2020.

Pada September 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, dari survei yang dilakukan terlihat 35 persen penyintas atau pasien Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19 mengaku tidak kembali ke kondisi fisiknya yang prima.

Muncul pertanyaan, lalu memang sebenarnya berapa lama virus SARS-CoV-2 bisa ada di dalam tubuh? Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban menerangkan, sebetulnya rata-rata virus SARS-CoV-2 ada di tubuh seseorang hanya dalam kurun waktu dua minggu.

“Rata-rata dua minggu hilang. Habis dan selesai. Tidak ada lagi virusnya. Tapi pada pasien yang di ICU, virus bisa bertahan sebulan. Setelah itu hilang,” ujar Prof. Zubairi, melalui akun Twitter resminya, Kamis (3/3/2022).

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement