IDXChannel - Konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina diperkirakan akan terus berlanjut dalam waktu yang cukup lama. Hal ini akan menyebabkan kenaikan harga sejumlah komoditas karena terhambatnya pasokan imbas perang.
Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) Muhammad Edhie Purnawan mengatakan, dengan kondisi seperti ini, inflasi dunia diperkirakan juga akan berkepanjangan, begitu pula dengan potensi naiknya inflasi di Indonesia.
"Rusia itu punya fundamental yang kuat, current account surplusnya cukup baik, sehingga logistiknya kuat. Perang itu berakhirnya salah satunya karena kekurangan logistik, jadi ini diperkirakan tidak akan singkat, konfliknya panjang," ujar Edhie dalam webinar, Kamis (7/4/2022).
Menurutnya, inflasi yang terjadi saat ini disebabkan oleh kebijakan sanksi Rusia maupun Amerika Serikat, tidak ada yang lebih kuat karena keduanya saling mempengaruhi. Imbasnya, negara-negara miskin seperti Bangladesh memiliki kecenderungan dampak yang parah dibanding negara maju yang juga terhantam dampak perang, seperti Jerman.
"Inflation is always and everywhere a monetary phenomenon, tapi kali ini persoalannya ialah suplai yang terganggu, sanksi, harga meningkat, hingga pandemi," ujar Edhie.