CPO kemudian dikirim ke pabrik pengolahan untuk diproses lagi menjadi beragam produk turunan. Misalnya minyak nabati (minyak goreng, margarin, krim, dll), produk oleokimia (deterjen, pelumas, shampoo, dll), biodiesel, asam laurat (kosmetik, sabun), dan lain-lain.
Sementara PKO diproses dengan metode yang berbeda. Untuk mengekstraksi minyaknya, bungkil inti sawit (BIS) yang terdiri atas campuran serat buah daging dan cangkang yang tertinggal di mesin pemerasan, dimasukkan ke alat untuk memisahkan serat buah dan bijinya.
Biji kelapa sawit yang tersisa inilah yang dikenal sebagai kernel, lantas dipecahkan dan dipisahkan dari cangkangnya. Kernelnya kemudian dihancurkan lagi untuk mendapatkan minyak inti sawit. Sementara cangkangnya dapat digunakan atau dijual sebagai bahan bakar hayati.
Minyak inti sawit pun diproses untuk pemurnian sebelum akhirnya digunakan sebagai bahan baku produk-produk turunannya. Contoh produk turunan yang menggunakan PKO adalah krim nonsusu dan es krim. Sementara sisa produksi kernel biasanya dipakai untuk membuat pakan ternak.
Demikianlah informasi singkat tentang perbedaan CPO dan PKO. Keduanya sama-sama minyak sawit yang digunakan sebagai bahan baku banyak produk pangan dan oleokimia, yang membedakannya adalah bagian yang digunakan untuk mengekstrak minyaknya. (NKK)