Fasilitas ini akan membantu stabilitas keuangan di tengah kondisi global saat ini. Juga sebagai upaya mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika.
"Memang fasilitas LCS ini sudah terhubung dengan beberapa negara, seperti Malaysia, Thailand, China, Jepang, dan lainnya. Ini akan terus di tingkatkan agar lebih banyak mata uang yang saling terhubung, " bebernya.
Dia pun menyayangkan, belum termanfaatkannya LCS membuat perusahaan Indonesia tetap harus membayar menggunakan dolar Amerika, walapun bukan bertransaksi dengan negara Amerika.
Kendati begitu, Herawanto menyebut, transaksi LCS di Jabar termasuk tertinggi di Indonesia. Saat ini ada 439 perusahaan yang telah menggunakan LCS dengan transaksi USD912.000 atau 29 persen transaksi nasional.
"Ini karena industri manufaktur Jabar yang cukup besar, dengan kontribusi 28,3 persen terhadap nasional. Industri ini juga berkontribusi terhadap ekspor nasional hingga 23,4 persen, " katanya.