sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Perlambatan Indeks PMI Manufaktur RI, Ambisi Hilirisasi Aman?

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
05/06/2023 12:01 WIB
Perlambatan industri akibat ketidakpastian ekonomi global kian nyata terasa.
Perlambatan Indeks PMI Manufaktur RI, Ambisi Hilirisasi Aman? (Foto: MNC Media)
Perlambatan Indeks PMI Manufaktur RI, Ambisi Hilirisasi Aman? (Foto: MNC Media)

Ambisi Hilirisasi Aman?

Lemahnya sektor manufaktur kian terasa di Tanah Air seiring dengan gelombang PHK yang terjadi di industri padat karya.

Di akhir 2022, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri indonesia Kadinn) Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Shinta Kamdani sempat mengatakan, PHK akan menimpa tiga industri padat karya pada 2023. Ketiga industri itu adalah tekstil, alas kaki, dan furniture.

Benar saja, ketakutan ini terjadi. Ribuan buruh pabrik di Jawa Tengah dan Jawa Barat yang bergerak di industri garmen, tekstil, hingga alas kaki menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal itu disebabkan oleh pesanan pasar ekspor yang menurun, sehingga produksi juga ikut turun.

Di lain pihak, pemerintah terus menggaungkan misi hilirisasi industri, terutama di sektor sumber daya alam seperti nikel, dan hasil tambang lainnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berambisi menjadikan hilirisasi sebagai salah satu program unggulan dan prioritas untuk mendukung nilai tambah komoditas agar bermanfaat secara ekonomi bagi masyarakat luas.

Saat ini Indonesia memulai hilirisasi dari sektor produksi nikel dan nantinya akan diolah menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik.

Selain nikel, pemerintah juga mendorong hilirisasi untuk sejumlah komoditas lain di antaranya bauksit yang telah dilarang kegiatan ekspornya, hingga tembaga dan emas yang juga disebut akan diumumkan dalam waktu dekat.

Jika melihat tren, ekspor barang-barang manufaktur RI menjadi penopang perdagangan RI pada laporan data April lalu berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS).

Sektor industri manufaktur berkontribusi paling tinggi terhadap capaian nilai ekspor nasional pada periode Januari-April 2023, menyumbang 70,21% atau mencapai USD60,63 miliar dari total ekspor sebesar USD86,35 miliar.

Namun, mengingat kondisi banyak pasar tujuan ekspor yang melemah dan negara-negara maju dunia seperti China yang juga mengalami perlambatan manufaktur, ambisi hilirisasi ini bisa saja menjadi terganggu di masa depan. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement