sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Perlambatan Indeks PMI Manufaktur RI, Ambisi Hilirisasi Aman?

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
05/06/2023 12:01 WIB
Perlambatan industri akibat ketidakpastian ekonomi global kian nyata terasa.
Perlambatan Indeks PMI Manufaktur RI, Ambisi Hilirisasi Aman? (Foto: MNC Media)
Perlambatan Indeks PMI Manufaktur RI, Ambisi Hilirisasi Aman? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Perlambatan industri akibat ketidakpastian ekonomi global kian nyata terasa. Teranyar, indeks PMI Manufaktur S&P Global Indonesia turun menjadi ke posisi 50,3 pada Mei 2023 dari level tertinggi enam bulan di bulan April di 52,7.

Data terbaru menunjukkan ekspansi sektor manufaktur selama 21 bulan berturut-turut masih terjadi, tetapi angka bulan Mei menjadi laju terlemah sejak November lalu.

Kondisi ini disebabkan karena pertumbuhan output menurun, di tengah kontraksi baru dalam pesanan baru dengan pesanan domestik dan internasional dipengaruhi oleh kondisi pasar yang lebih lemah. (Lihat grafik di bawah ini.)

Sementara aktivitas pembelian meningkat karena peningkatan produksi. Namun, tingkat pertumbuhan juga melemah karena permintaan turun. Sementara itu, lapangan kerja terus meningkat, terangkat oleh produksi yang lebih tinggi.

Di sisi lain, penciptaan pekerjaan di sektor ini tetap melemah. Di sisi harga, inflasi biaya input turun ke tingkat paling lambat sejak November 2020, karena melemahnya kenaikan harga bahan baku.

Akibatnya, inflasi biaya output sedikit meningkat dan jauh di bawah rata-rata. Akhirnya, kepercayaan bisnis melemah karena kekhawatiran atas prospek mengimbangi harapan untuk penjualan yang lebih baik dalam beberapa bulan mendatang.

Sebagai informasi, Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Indonesia S&P Global merupakan indeks mengukur kinerja sektor manufaktur dan berasal dari survei terhadap 400 perusahaan manufaktur.

PMI Manufaktur didasarkan pada lima indeks individu dengan bobot di antaranya Pesanan Baru (30%), Output (25%), Ketenagakerjaan (20%), Waktu Pengiriman Pemasok (15%) dan Stok Barang yang Dibeli (10%).

Poin di atas 50 mengindikasikan ekspansi sektor manufaktur dibandingkan bulan sebelumnya. Adapun poin di bawah 50 menunjukkan kontraksi dan poin 50 menunjukkan tidak ada perubahan.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement