Edy menerangkan, ekspor karet Sumut ke Rusia bulan lalu berada pada urutan ke-18 dari 34 negara dengan volume 374 ton. Namun, pada bulan Maret tidak ada ekspor ke negara ini. Salah satu penyebabnya adalah karena kapal pengangkut karet berhenti beroperasi ke Rusia yang saat ini masih konflik dengan Ukraina.
"Walaupun tida ada ekspor ke Rusia, sama sekali tidak mempengaruhi kinerja ekspor," tukasnya.
Untuk harga, sebut Edy, rata-rata karet jenis TSR20 di bursa berjangka Singapura pada bulan Maret mengalami penurunan 4,95 sen dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 174,62 sen AS. Harga TSR20 pada perdagangan 7 April tercatat 173,4 sen atau turun 1,2 sen AS dibandingkan harga rata-rata Maret.
Menurutnya harga karet dipicu adanya kekhawatiran menurunnya permintaan dari China karena negara ini lockdown lagi akibat meningkatnya kasus Covid-19.
"Kondisi gugur daun di Sumatera Utara mulai pulih, diharapkan produksi kebun karet semakin membaik," pungkasnya. (TYO)