Di India, pembangkitan listrik dari tenaga angin dan surya meningkat masing-masing 29 persen dan 31 persen, yang membantu negara itu mengurangi penggunaan batu bara dan gas sebesar 3,1 persen, kata laporan tersebut.
Namun, pembangkitan listrik dari bahan bakar fosil justru meningkat di Amerika Serikat dan Uni Eropa pada periode yang sama, karena pertumbuhan permintaan yang lebih kuat serta melemahnya pembangkitan listrik dari tenaga angin dan air, sehingga memaksa ketergantungan yang lebih besar pada batu bara dan gas.
Di AS, pembangkitan listrik dari batu bara naik 17 persen, sementara dari gas turun 3,9 persen. Di Eropa, pembangkitan listrik berbasis gas naik 14 persen dan batu bara naik 1,1 persen.
Presiden AS Donald Trump, yang dikenal skeptis terhadap perubahan iklim, awal tahun ini menandatangani perintah eksekutif untuk meningkatkan produksi batu bara, dan bulan lalu juga berjanji memberikan dukungan bagi pembangkit listrik tenaga batu bara.
(NIA DEVIYANA)