IDXChannel - PT Pertamina (Persero) telah resmi menaikkan harga jual Bahan bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax sebesar Rp3.500 per liter menjadi Rp12.500 per liter. Kebijakan tersebut diyakini oleh sejumlah pihak bakal mendorong perpindahan (migrasi) sebagian pengguna Pertamax ke Pertalite yang sebelumnya telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai BBM Penugasan.
Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, memperkirakan ada sekitar 20 hingga 25 persen dari total pengguna Pertamax yang bakal beralih mengkonsumsi Pertalite yang harganya lebih murah. Meski, Mamit memperkirakan peralihan tersebut juga hanya akan bersifat sementara saja. "(Terjadi) Di awal kenaikan harag saja. Selanjutnya akan berubah kembali ke pola konsumsi awal dengan menggunakan Pertamax," ujar Mamit, Jumat (1/4/2022).
Sementara itu, Pengamat Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM)< Fahmy Radhy, justru berpendapat hal yang berbeda. Menurut Fahmy, Pertamax selama ini lebih banyak dikonsumsi oleh kalangan menengah ke atas yang salah satu karakternya adalah tidak menjadikan faktor harga sebagai satu-satunya pertimbangan utama.
Dengan daya bayar yang cukup mumpuni, menurut Fahmy, justru segmen masyarakat menengah atas ini diyakininya bakal berpikir ulang untuk menurunkan kualitas BBM yang dikonsumsinya. Hal ini lantaran jenis kendaraan yang mereka gunakan juga relatif keluaran terbaru, yang notabene tidak tepat untuk menggunakan jenis BBM Pertalite.
"Kecuali ada sebagian kecil dari konsumen yang mengisi motor mereka dengan Pertamax, ini mungkin akan beralih. Tapi ini porsinya sangat kecil. Rata-rata konsumen Pertamax itu kendaraannya juga 'lumayan' lah, yang mereka pasti juga sayang untuk diisi Pertalite. Mereka akan pertimbangkan kerusakan mesin dan lain-lain, sehingga mereka tidak akan migrasi," tegas Fahmi. (TSA)