Saat ini, produksi minyak Tarakan Field berkisar di angka 1.920 barel minyak per hari (bopd) dan produksi gas mencapai 2,2 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Lebih lanjut, Iwan menjelaskan bahwa pengeboran sumur Pamusian sempat tertunda karena membutuhkan waktu persiapan hingga 2 tahun.
Sementara itu, Djudjuwanto, General Manager Zona 10 Regional 3 Kalimantan mengatakan bahwa pengeboran Sumur Pamusian merupakan bagian dari tiga strategi prioritas dari Zona 10 Tarakan Field dalam upaya meningkatkan produksi, yaitu OPL Lapangan Pamusian, rencana pengembangan lanjut (POFD) fase 2 Lapangan Sembakung, dan pengurasan tahap lanjut (EOR) Sembakung Waterflood.
"Harapan kami pengeboran Sumur Pamusian ini dapat menambah produksi migas di Tarakan Field guna mendukung target SKK Migas 1 juta barel," kaya Djudjuwanto.
Sebagaimana diketahui, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memerlukan investasi baru mencapai US$26 miliar atau setara dengan Rp389,35 triliun untuk memacu produksi 1 juta barel minyak per hari (bopd) dan gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (bscfd) hingga 2030.
Investasi baru yang relatif besar itu diperlukan untuk mengurangi current account deficit (CAD) yang sudah cukup lebar untuk pasokan minyak pada tahun ini.
(FRI)