Lebih lanjut Yoki mengklaim, pihaknya saat ini terus tumbuh berkembang secara signifikan, terutama setelah menjalankan bisnis sebagai Sub Holding dari Pertamina. Pendapatan perusahaan bertumbuh menjadi USD 3,3 miliar di 2023, dan mendorong capaian laba tertinggi dalam sejarah PIS yakni sebesar USD 330 juta.
PIS, dengan dukungan dari Pertamina tentunya telah menyusun rencana jangka panjang di mana menargetkan pendapatan di 10 tahun ke depan bisa menyentuh angka USD 9 miliar.
"Untuk itu, hitungannya kita memerlukan investasi senilai US 800 juta per tahun. Di mana dalam hal ini PIS harus lebih kreatif dalam mendapatkan dukungan pembiayaan, termasuk IMBT adalah satu satu opsinya," tutur Yoki.
Langkah PIS ini diapresiasi oleh SVP Corporate Finance PT Pertamina (Persero) Bagus Agung Rahadiansyah.
"Selamat sudah menjadi pelopor perjanjian pembiayan IMBT pertama di Pertamina Grup. Konsep ini sebagai alternatif pendanaan dianggap strategis karena menimbang pertumbuhan perusahaan yang semakin meningkat,” ujar Bagus.