PLTS direncanakan dibangun untuk mendukung kebutuhan energi listrik di proses inti, perkantoran, perumahan, serta fasilitas pendukung lainnya. Kerja sama strategis yang direncanakan dalam tiga tahap, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
"Pada jangka pendek potensi kapasitas terpasang mencapai 13 MWp, jangka menengah memiliki potensi sampai dengan 40 MWp, dan untuk jangka panjang potensinya mencapai 150 MWp. Untuk jangka pendek ditargetkan commercial operation date (COD) pada April 2022," jelasnya.
Dengan selesainya proses alih kelola, wilayah kerja Rokan Pertamina melalui Pertamina Hulu Rokan secara resmi menjadi pengelolanya pada 9 Agustus 2021. Produksi minyak di wilayah kerja Rokan adalah yang terbesar di Indonesia. Untuk mendukung ketahanan energi nasional, Pertamina berkomitmen mempertahankan produksi minyak Rokan.
"PHR mendapat amanah yang besar, kami ditantang dengan target yang tinggi, di saat yang sama kami juga merasa bangga Rokan dipercaya sebagai wilayah kerja untuk penerapan sejumlah program perbaikan dan inovasi, di antaranya EOR dan digitalisasi. Kolaborasi dalam transisi energi ini menambah daftar program tersebut," ujar Direktur Utama PHR Jaffee Arizon Suardin.
Di sisi lain, Pertamina juga berkomitmen penuh untuk melakukan kegiatan bisnis dan operasi yang bertanggung jawab melalui penerapan aspek environment, social, dan governance (ESG). Konversi penggunaan sumber energi listrik dari yang berbasis fosil menjadi PLTS merupakan salah satu bentuk upaya pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK).