"Di bisnis energi yang berisiko tinggi, capaian kinerja HSSE tersebut wajib diapresiasi. PNRE berkomitmen tinggi untuk mewujudkan zero accident dalam operasionalnya," tutur Dannif.
Sebagai bagian dari program Transformasi BUMN, pada Juni 2020 PPI diberi amanah untuk menjadi sub-holding Pertamina di bidang power dan new renewable energy (PNRE) yang visinya adalah memimpin transisi energi di Indonesia melalui inovasi energi bersih. Termasuk dalam sub-holding ini adalah Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan Jawa Satu Power (JSP). Selain itu, PNRE memiliki sejumlah proyek-proyek pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), antara lain PLTBg dan PLTS di sejumlah wilayah di Indonesia.
Proyek-proyek EBT yang sudah dioperasikan oleh PNRE antara lain PLTS Badak 4 MW, Operation & Maintenance (O&M) PLTBg Kwala Sawit dan Pagar Merbau, dan PLTBg Sei Mangkei sebesar 2,4 MW. Sedangkan beberapa proyek yang saat ini tengah berjalan antara lain PLTGU Jawa-1 dengan kapasitas 1.760 MW, PLTS RU IV Cilacap berkapasitas 1,3 MW, PLTS RU II Dumai dengan kapasitas 2 MW, PLTS Sei Mangkei dengan kapasitas 2 MW yang bertujuan untuk memasok kelistrikan bagi tenant yang berada Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei.
Untuk mendukung Bauran Energi Nasional 23% pada tahun 2025, PNRE berkomitmen untuk menjadi mitra pemerintah yang andal. Bukan itu saja, PNRE sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan pihak mana pun yang memiliki komitmen yang sama untuk berinovasi melalui energi bersih.
"PNRE memiliki komitmen penuh untuk mendukung pencapaian target pemerintah Bauran Energi Nasional 23% pada tahun 2025. Dan kami yakin mampu menjadi pemimpin untuk mendorong proses transisi menuju energi bersih di Indonesia," kata Dannif. (TIA)