sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pertamina Ungkap Alasan di Balik Langkah Agresif Penggalian Sumber Daya Gas 

Economics editor Rizky Fauzan
14/12/2022 17:57 WIB
Energi minyak dan gas juga tetap berperan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. 
Pertamina Ungkap Alasan di Balik Langkah Agresif Penggalian Sumber Daya Gas. (Foto: MNC Media)
Pertamina Ungkap Alasan di Balik Langkah Agresif Penggalian Sumber Daya Gas. (Foto: MNC Media)

IDXChannel  - PT Pertamina Hulu Energi (PHE), berupaya meningkatkan kinerja untuk mendukung ketahanan energi nasional. PHE juga terus memberikan upaya maksimal untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. 

Direktur Eksplorasi PHE, Muharram Jaya Panguriseng menjelaskan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), komposisi bauran besaran energi Indonesia diperkirakan akan didominasi oleh Energi Baru Terbarukan (EBT) pada tahun 2050. Selain itu diperkirakan bahwa energi minyak dan gas juga tetap berperan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. 

Sepanjang tahun 2022, PHE menjalankan strategi operasi masif dan agresif melalui keberhasilan sejumlah pengeboran eksplorasi yang menghasilkan penambahan sumber daya 2C terambil sebesar 144 MMBO untuk minyak dan 931 BCFG untuk gas. 

"Sejalan dengan target Net Zero Emission (NZE) pemerintah pada tahun 2060, PHE memiliki strategi transisi energi melalui peningkatan pemanfaatan energi gas yang ramah lingkungan, program dekarbonisasi dan inovasi teknologi Carbon Capture Utilization & Storage (CCUS) dan Carbon Capture Storage (CCS),” kata Muharram dalam keterangan resmi, Rabu (14/12/2022).

Dia membeberkan, temuan cadangan gas ini didukung dari keberhasilan pengeboran eksplorasi sumur Sungai Gelam Timur-1, Wilela-001, Bajakah-001, Kolibri-1, Manpatu-1X, Markisa-001, dan GQX yang telah di validasi besaran sumber dayanya di tahun 2022.

Sementara untuk discovery R-2, S-2, Sungai Rotan-1, dan Kembo-001 akan di catatkan di tahun 2023.  Selain itu sebagai bagian dari value chain Pertamina integrated energy company, PHE juga didukung oleh infrastruktur Subholding Gas. 

Muharram menuturkan, mengenai inovasi LPG Production Booster System di Kilang Badak LNG Bontang. Teknologi tersebut dapat meningkatkan produksi LPG untuk wilayah Bontang hingga 323% sebesar 603 M3 per hari. 

"Dengan penemuan teknologi ini, memberikan harapan bahwa kita bisa menghasilkan tambahan produksi LPG nasional, yang secara otomatis dapat mengurangi impor LPG. Efisiensi atau mengurangi penggunaan energi secara cermat dan hemat bisa memberikan kontribusi pada penurunan karbon emisi,” tutur Muharram. 

(SLF)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement