Sebagai informasi tambahan, TPS3R Kedonganan Ngardi Resik (KNR) merupakan TPS pertama yang menerapkan aplikasi berbasis barcode dalam penilaian pemilahan sampah organik dan anorganik.
Nantinya, sampah organik yang terkumpul sebagai briket bioarang dan kompos trichoderma. Sedangkan sampah anorganik yang terkumpul dilakukan pengepresan untuk kemudian dijual kepada pihak ketiga.
Dengan kapasitas 6,54 Watt Peak (Wp) dan 10 Watt Hour (Wh) per tahunnya, PLTS ini tidak hanya mengurangi emisi hingga 8.502 kgCO2eq, tetapi juga menghemat biaya listrik hingga Rp15 juta per tahun.
Ini adalah salah satu langkah dalam akselerasi transisi energi terbarukan yang merata dengan mengoptimalkan sumber daya energi lokal.
“Energi terbarukan ini telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Desa Kedonganan, salah satunya dalam produktivitas pengelolaan sampah di TPS3R. Selain itu, manfaat tersebut dirasakan dalam mendukung roda perekonomian kami untuk lebih maju lagi,” kata Supardi Asmorobangun, warga Desa Kedonganan.