IDXChannel - Kementerian Pertanian menerapkan sistem pertanian berkelanjutan dengan menggalakan program UPPO-Biogas. Program tersebut bertujuan membudidayakan pembuatan pupuk organik secara mandiri. Petani di berbagai daerah dataran tinggi didorong untuk menggunakan pupuk yang dibuat sendiri dengan metode fermentasi anaerob.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Ali Jamil menyampaikan, penerapan sistem pertanian berkelanjutan seperti pupuk organik dan pestisida alami tidak merusak lingkungan baik secara fisik, kimia, biologi, maupun ekologi.
Hal itu karena proses budidaya menggunakan bahan-bahan alami, seperti pupuk organik dan pestisida yang dibuat dari bahan non-kimia.
"Stigma bahwa pertanian ramah lingkungan tidak dapat menguntungkan usaha tani tidak sepenuhnya benar karena selain dapat menekan ongkos produksi, pertanian ramah lingkungan juga dapat meningkatkan produksi komoditas pertanian dan kualitas hasil panennya. Saat ini banyak masyarakat yang menerapkan hidup sehat akan memilih untuk mengkonsumsi pangan organik," menurut Ali Jamil melalui keterangan pers, Selasa (15/8/2023).
Senada, Direktur Irigasi Pertanian, Rahmanto sekaligus penanggung jawab teknis program Upland mengatakan, saat ini Upland tengah mengembangkan program UPPO-Biogas. Program itu digelar bertujuan untuk membudidayakan atau memasyarakatkan pembuatan pupuk organik secara mandiri.
Masyarakat diberikan pengetahuan untuk melakukan fermentasi dengan cara anaerob atau tanpa udara. Hal itu dilakukan karena fermentasi anaerob dapat menghasilkan pupuk organik yang lebih berkualitas dibandingkan dengan pupuk kompos pada umumnya.
"Fermentasi anaerob akan menghasilkan pupuk organik yang lebih baik kualitasnya dibandingkan kompos biasa,” katanya.
Lebih lanjut Rahmanto mengatakan program anaerob lebih simpel karena dapat dilakukan pada skala kecil seperti rumah tangga. Masyarakat dapat menggunakan bahan baku yang di sekitar rumah yang mengandung unsur karbon dan nitrogen seperti serbuk gergaji, sekam padi, dan kotoran kambing.
Tidak hanya itu, masyarakat juga dapat menggunakan hijauan tanaman, ampas tahu, limbah organik rumah tangga, kotoran ayam, kotoran kambing, dan lain-lain. Dengan mudahnya bahan dasar pembuatan pupuk tersebut dilakukan setiap keluarga petani melalui Program Unggulan UPPO-Biogas.
"Biogas adalah produk sampingan dari proses pembuatan pupuk ini yang juga dapat dimanfaatkan walaupun hanya skala rumah tangga. Hasil dari proses fermentasi anaerob ini sudah aman dan berkualitas untuk lingkungan karena tidak ada gas metana yang diemisi ke atmosphere," beber Rahmanto.
Sementara itu, pengelola program Upland Farakka Sari mengatakan, pengembangan sistem Pertanian berkelanjutan sebagai upaya untuk menyelamatkan lingkungan selaras dengan tujuan dari pembangunan berkelanjutan Sustainable Development Goals (SDGs) yang menjadi target seluruh negara anggota PBB.
Diantaranya pada perwujudan SDGs nomor dua berkenaan dengan menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian yang berkelanjutan dan menunjang tujuan SDGs 12 mengenai konsumsi dan produksi yang betanggungjawab.
"Kementerian Pertanian dalam hal tersebut sangat berkomitmen dan mendukung penuh pencapaian SDGs hingga akhir 2030," ucap dia.
(SLF)