IDXChannel - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 3,51% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III-2021. Sayangnya, nilai tersebut berada di bawah ekspetasi pemerintah sebesar 4,5%.
Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, mengatakan, pertumbuhan sebesar 3,51% relati cukup baik, namun bukan sesuatu yang menggembirakan. Hal ini melihat dari sektor industri yang masih belum ada hilirisasi dan juga kontribusi sektor pertanian yang tidak signifikan.
"Sementara di sektor konsumsi sudah relatif tumbuh tetapi belum seperti yang diharapkan. Sebenarnya dengan adanya insentif fiskal pemerintah seharusnya bisa ditargetkan lebih dari 4%, tapi ternyata baru 3,51%," ujarnya dalam sebuah diskusi secara virtual, dikutip Senin (8/11/2021).
Hingga akhir tahun, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 4%. Menurut Esther, untuk mencapai target tersebut, maka pemerintah harus melakukan beberapa hal mengingat pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor-impor.
Dia memaparkan, sekitar 56%-58% pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh konsumsi rumah tangga. Untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga maka mobilitas masyarakat harus berjalan.