IDXChannel - Biro Statistik Nasional China mengumumkan jika pertumbuhan laba perusahaan industri negara tersebut tumbuh lebih lambat di April 2021. Perlambatan tersebut terjadi di tengah melambungnya harga komoditas.
Kinerja yang lebih lemah di sektor barang konsumen membatasi profitabilitas keseluruhan dari manufaktur. Berdasarkan rilis Biro Statistik China, Kamis (27/5/2021), keuntungan di perusahaan industri China naik 57% (yoy) menjadi 768,63 miliar yuan (USD120,22 miliar) di April 2021. Namun jumlah itu turun 92,3% dibandingkan Maret 2021.
Untuk periode Januari-April, keuntungan perusahaan industri tumbuh 106% dari periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 2,59 triliun yuan. Hal itu didukung oleh penurunan aktivitas terkait virus awal tahun lalu.
“Peningkatan kinerja perusahaan masih belum merata,” kata pejabat NBS Zhu Hong dalam keterangan yang menyertai data tersebut seperti dikutip dari Reuters.
“Profitabilitas beberapa industri barang konsumsi belum pulih ke tingkat sebelum epidemi; ditambah dengan tingginya harga komoditas curah, hal ini telah meningkatkan tekanan pada produksi dan pengoperasian industri tengah dan hilir. ”
Perusahaan pemrosesan produk kimia dan logam mencatat beberapa peningkatan laba (yoy) tertinggi selama empat bulan pertama. Angka itu pulih dari kemerosotan aktivitas ekonomi yang disebabkan COVID-19 pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara industri peleburan dan pengepresan logam non-ferreous melonjak 484% selama Januari-April. Manufaktur serat sintetis membukukan peningkatan laba 650,2%.
Kepala ekonom untuk Greater China di ING, Iris Pang, mengatakan pertumbuhan laba yang cepat untuk pemrosesan logam telah didorong oleh harga logam yang lebih tinggi."Tapi waktu yang baik ini mungkin tidak akan bertahan lama karena pemerintah menekan harga komoditas yang tinggi,” katanya.
Pengawas pemerintah China memperingatkan perusahaan logam industri untuk mempertahankan pesanan pasar. "Keuntungan manufaktur garmen dan tekstil yang lebih lemah mencerminkan pemulihan ekonomi global masih bertahap di tengah ketidakpastian tentang kasus COVID-19 di Asia," kata Pang. (TIA)