IDXChannel - Data perekonomian Indonesia yang diumumkan pekan ini cukup mengecewakan. Sejumlah indikator seperti pertumbuhan ekonomi kuartalan, hingga posisi cadangan devisa (cadev) terpantau mengalami pelemahan.
Imbasnya, pada perdagangan Selasa (7/11), rupiah melemah 0,55 persen di level Rp15.620 per USD dibanding penutupan sebelumnya di level Rp15.535 per USD.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan perekonomian Indonesia bertumbuh hanya sebesar 4,94 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III-2023.
Data ini lebih lambat dari konsensus pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 5,05 persen. Data terbaru ini juga menunjukkan pertumbuhan terlemah sejak kuartal ketiga 2021.
Sebelumnya, ekonomi Indonesia tumbuh 5,17 persen (yoy) dan 3,86 persen (qtq) pada kuartal II-2023. Sementara itu, ekonomi Indonesia tumbuh 5,73 persen (yoy) dan 1,83 persen (qtq) pada kuartal III-2022.
Tingkat Pertumbuhan Tahunan PDB di Indonesia rata-rata sebesar 4,88 persen dari tahun 2000 hingga 2023 dan sempat mencapai level tertinggi sepanjang masa sebesar 7,16 persen pada kuartal keempat 2004 dan rekor terendah sebesar -5,32 persen pada kuartal kedua 2020.
Cadev Turun hingga Lemahnya Belanja Publik
Bank Indonesia (BI) menyampaikan, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2023 sebesar USD133,1 miliar.
Namun, posisi ini menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir September 2023 sebesar USD134,9 miliar. Angka ini juga terus turun dan mencapai level terendah sejak awal tahun ini. (Lihat grafik di bawah ini.)
"Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai langkah antisipasi dampak rambatan sehubungan dengan semakin meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global," ujar Direktur Departemen Komunikasi BI Nita A Muelgini melalui keterangan resmi, Selasa (7/11/2023).
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Di samping itu, posisi cadangan devisa Indonesia masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.