IDXChannel - Perusahaan Sinolib Holding Group asal China dan Caesiumlab perusahaan dari Singapura menggelontorkan dana sebesar USD100 juta atau Rp1,5 triliun kepada koperasi Indonesia untuk pengembangan sektor pangan dan energi.
Total investasi yang dikucurkan tersebut masih bisa bertambah tergantung pada luas ketersediaan lahan.
Investasi akan berfokus pada komoditas tebu, sorgum, singkong, dan lainnya di bagian hulu hingga hilir produksi. Sedangkan di sektor energi akan diproduksi energi terbarukan, yakni bioetanol dan biometanol.
Komitmen investasi tersebut ditandai dengan ditandatanganinya Memorandum of Understanding (MoU) atau Nota Kesepakatan kerjasama antara Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas), dengan kedua perusahaan tersebut untuk pengembangan perkebunan terpadu di Indonesia.
Ketua Umum Inkoppas, Yudianto Tri mengatakan, Inkoppas berperan untuk menyalurkan pendanaan ke koperasi pertanian di setiap daerah. Para petani yang tergabung dalam koperasi, nantinya akan menanam komoditas dan menjual hasil produksinya untuk ketahanan pangan ataupun bahan bakar terbarukan, seperti bioetanol.
"Saat ini, sudah ada beberapa koperasi yang bergabung, misalnya, di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Komitmen kami menjaring minimal 50 ribu hektare lahan. Kalau lebih, maka semakin baik,” ujarnya saat jumpa pers di Jakarta, Jumat (14/7/2023).
Dia memaparkan, secara spesifik, koperasi di Pulau Lombok menyediakan 50 ribu-80 ribu hektare lahan yang mempekerjakan 200 ribu petani. Lahan-lahan tersebut kini tengah memasuki proses pendataan dan pemetaan potensi komoditas yang perlu ditanam oleh petani.
”Kami juga akan membuat kesepakatan dengan para petani mengenai jenis komoditas yang harus ditanam dan target penjualan hasil produksi. Rencananya, akhir 2023 sudah bisa dilakukan penanaman,” ucapnya.
Untuk produksi bioetanol dan biometanol, akan disiapkan pembangunan pabriknya. Pembangunan pabrik bioetanol dan biometanol terintegrasi dengan peternakan untuk memanfaatkan limbah kebun dan produksi sebaga pakan ternak.
Pabrik terintegrasi ini siap diimplementasikan pada lahan seluas minimum 50 ribu hektare untuk efektifitas dan efisiensi integrasi. Pabrik ini bisa dibangun di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa.
“Komitmen bantuan finansial dan teknologi sudah kita dapatkan dari investor China dan Singapura. Ini yang terpenting (komitmen) dan kita akan bersinergi dengan stake holder terkait dan pemerintah (pusat dan daerah),” tuturnya.
Yudianto menambahkan, tujuan dari kerja sama ini adalah untuk mengelola lahan perkebunan secara optimal dan memberikan hasil ekonomi secara maksimal. Khususnya kepada seluruh pemangku kepentingan, baik kepada koperasi, anggota koperasi, petani, UKM dan yang lainnya.
“Ini murni kerja sama bisnis to bisnis, kami butuh dukungan pemerintah saja agar program ini berjalan. Pemerintah tidak perlu mengeluarkan biaya,” ujar Yudianto.
Dalam pelaksanaannya, Sinolib Holding akan menentukan komoditas yang ditanam sesuai hasil analisis produktivitas tertinggi. Sementara itu, CaesiumLab berperan dalam perancangan rantai pasok hasil produksi pertanian.
Presiden Direktur Sinolib, Miao Xin mengatakan, Sinolib menyediakan dukungan pendanaan kerja sama, teknologi terkini dan pemasaran terintegrasi.
“Kami melihat masih banyak lahan-lahan yang terbengkalai, belum dioptimalkan menjadi sesuatu yang produktif. Untuk itu kami menyambut baik kerjasama ini, dan berharap bisa segera direalisasikan,” ujar Miao Xin.
Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) Caesiumlab, Manivanan Saman menjelaskan, akan memberikan dukungan solusi fintech, aplikasi terdesentralisasi dan ekonomi digital terintegrasi.
(FAY)