"Penemuan ini tidak hanya kabar yang menggembirakan bagi Premier Oil sebagai operator, tetapi juga bagi industri hulu migas secara keseluruhan karena akan memberikan kontribusi bagi upaya pencapaian target 2030 yaitu produksi minyak 1 juta BOPD dan gas 12 miliar kaki kubik feet per hari (BSCFD)," ujarnya.
Menurut Benny membaiknya harga minyak dunia di akhir tahun 2021 yang lalu disikapi SKK Migas dan KKKS untuk melakukan program kerja yang lebih agresif dan masif, termasuk program pengeboran sumur eksplorasi. Adapun komitmen pengeboran eksplorasi yang lebih masif terlihat dari program pengeboran sumur eksplorasi di tahun 2022 yang mencapai 42 sumur atau tinggi dibandingkan realisasi pengeboran sumur eksplorasi tahun 2021 yang sebanyak 28 sumur.
Benny menuturkan, SKK Migas di masa mendatang akan mendorong Premier Oil untuk melakukan pengeboran di struktur lain di Blok Andaman yang memiliki sejumlah struktur serupa.
"Setelah penemuan dari pengeboran sumur Timpan-1 yang dilakukan pada satu struktur, saya mendapatkan laporan Premier Oil akan fokus pada struktur-struktur di area barat yang memiliki play yang sama dengan yang discovery sekarang ini. Ini adalah kabar yang menggembirakan, dan optimis kedepannya akan ditemukan lagi cadangan migas di blok ini," imbuh Benny.
Adapun eksplorasi di offshore Aceh sendiri sebenarnya telah berakhir di tahun 2012 atau 10 tahun yang lalu, namun Premier Oil kembali melakukan eksplorasi setelah melihat potensi yang sangat baik di blok Andaman II.