Sementara itu, pabrik pengolahan nikel bernilai tinggi seperti mixed hydroxide precipitate (MHP) atau mixed sulphide precipitate (MSP) yang digunakan untuk menjadi prekursor atau katoda yang akhirnya menjadi baterai kendaraan listrik, masih belum banyak berdiri di Indonesia.
"Setelah sekian lama melakukan studi dari teknologi pengolahan nikel yang ada, kami akan membangun dan mengoperasikan Pabrik Pengolahan Nikel berdasarkan terobosan MACH untuk memproduksi Nickel Hydroxide, Crude Fe-Ni, Magnesium Oxide, Silica, melalui teknologi ramah lingkungan, tanpa gerak, tanpa limbah cairan yang keluar, Teknologi yang sangat aman dari sisi ekologi. dengan tidak menggunakan tekanan tinggi,” kata dia.
Ia menjelaskan pihaknya, mendukung program Pemerintah Indonesia yang telah melarang ekspor mineral non-olahan untuk mencegah keluarnya sumber daya alam mineral melalui ekspor barang mentah dan berharap adanya pengembangan industri lokal.
Dimana sejauh ini, Industri Ferronickel, Nickel Pig Iron tumbuh dengan mantap, dan di beberapa daerah juga telah mulai pabrik pengolahan nikel untuk baterai sekunder. Dengan adanya teknologi ini, sangat selaras dengan harapan pemerintah untuk mendukung teknologi biaya rendah, efisiensi tinggi ramah lingkungan bagi masyarakat Indonesia.
(SLF)