sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Perusahaan Startup Masuki Musim Gugur, Ini Kata Mereka yang Harus Kena PHK

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
08/06/2022 11:32 WIB
Belakangan perusahan Startup atau perusahaan rintisan terlihat tengah memasuki 'musim gugur'. Karyawan yang bertahan pun akhirnya menyerah dan keluar.
Perusahaan Startup Masuki Musim Gugur, Ini Kata Mereka yang Harus Kena PHK. (Foto: MNC Media)
Perusahaan Startup Masuki Musim Gugur, Ini Kata Mereka yang Harus Kena PHK. (Foto: MNC Media)

Salah satu pegawai lain yang sempat menjadi pegawai perusahaan startup dibidang properti Jendela360, Gde Aditya juga sempat menjadi korban PHK dari perusahaanya. Alasan yang diterima Gde karena pandemi covid 19.

"Ketika pandemi itu Otomatis peminat apartemen itu jadi berkumandang kan, otomatis daya beli masyarakat turun, nah agar perusahaan bisa on going, maka Jendela360 itu kemarin sempat PHK beberapa karyawan," kata Gde.

Gde mengatakan beberapa Startup memang pada saat pandemi ada yang diuntungkan namun juga banyak yang harus menahan kerugian. Mereka yang kuat karena memiliki layanan digital untuk memenuhi aktivitas masyarakat yang tidak boleh keluar rumah.

"Sekarang kan sudah muali balik lagi ke waktu sebelum pandemi, sudah banyak yang tidak pakai masker, sudah banyak yang melakukan aktivitas di luar rumah juga," lanjutnya.

Menanggapi fenomena tersebut, Praktisi dan Konsultan Marketing dari Inventure Yuswohady mengatakan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) yang dilakukan oleh beberapa perusahaan startup belakangan merupakan bentuk rasionalisasi. Menurutnya startup merupakan perusahaan bisa dibilang tidak natural perkembangannya. Sebab berkembangnya dengan sangat cepat mengandalkan suntikan dana investor.

Ketika suntikan dana itu tidak selancar sebelumnya, maka mereka mulai melakukan rasionalisasi, atau bisa dibilang para perusahaan startup ini mulai mencari cara untuk mendapatkan keuntungan operasional. Yuswohady menjelaskan cara terdekat untuk menambahkan keuntungan adalah dengan memangkas karyawan, bahkan lebih gila lagi, tidak membayarnya, seperti perusahaan ABD, sebab upah karyawan merupakan salah satu cost yang besar.

"Investornya mulai berkurang karena kurang profit, maka untuk bisa survive dia harus cepat mereka mencari profitability," kata Yuswohady saat dihubungi MNC Portal, beberapa hari lalu.

Menurutnya kedepan startup perlu mulai memikirkan aspek profitability atau laba, bukan hanya sekadar mencari market yang luas secara instan dengan bakar uang. Sehingga perusahaan bisa bertahan dan berkembang secara perlahan.

Jika benar startup tengah masuk dalam 'musim gugur', maka seharusnya juga ada satu musim yang mana menjadi momen bersemi para startup. Namun berbeda dengan proses tumbuhan, startup tidak bisa mengandalkan alam, harus segera memiliki pola perubahan. (FHM)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement