"Pengembangan energi panas bumi di Indonesia perlu strategi khusus untuk meningkatkan daya tarik komersial tanpa menaikkan harga jual listrik yang telah ditentukan pemerintah," kata Julfi lewat keterangan tertulisnya, Kamis (19/9/2024).
Dia menambahkan, adopsi teknologi terbaru untuk meningkatkan efisiensi serta skala operasi yang lebih besar diperlukan.
"Iuntuk menurunkan biaya dan membuat proyek pengembangan lebih layak secara ekonomi,” kata Julfi Hadi.
Julfi Hadi juga menekankan bahwa upaya menciptakan ekosistem yang ideal untuk percepatan pengembangan energi panas bumi memang membutuhkan kapasitas yang kuat dari pengembang panas bumi.
Dalam hal ini, skala usaha dan sumber daya yang dimiliki pengembang panas bumi menjadi kuncinya.
"PGE dengan keunggulan kompetitifnya mampu memberikan dukungan untuk mewujudkan ekosistem yang ideal untuk percepatan pengembangan panas bumi. PGE memiliki sumber daya 3 GW di seluruh wilayah kerjanya yang 60 persennya merupakan aset panas bumi berkualitas tinggi. PGE memiliki kapasitas untuk menjalankan strategi itu." kata dia.
Lebih lanjut Julfi mengatakan, kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan juga merupakan elemen penting dalam menciptakan ekosistem yang ideal untuk pengembangan energi panas bumi.
PGE juga bekerja sama erat dengan pemerintah untuk memastikan inisiatifnya sejalan dengan agenda transisi energi nasional. Selain itu, PGE bermitra dengan sejumlah perusahaan Tanah Air untuk manufaktur komponen utama pembangkit listrik panas bumi seperti heat exchanger dan cooling tower guna meningkatkan kandungan lokal dan menekan biaya.