Sumber pasokan eksisting saat ini sudah mengalami natural decline dan itu tidak dapat dihindari sebagaimana tercermin dari terus berkurangnya produksi gas bumi di sumur-sumur yang sudah lama beroperasi.
Salah satu contohnya adalah sumber gas bagi PGN dari Blok Corridor di Sumatera Selatan yang hanya memasok gas bumi sekitar 440 MMSCFD pada awal 2024. Sebelumnya, blok ini masih mampu memasok gas bumi lebih dari 500 MMSCFD pada 2022 dan 2023.
”Mau tidak mau, kita harus terbiasa dengan LNG sebagai solusi gas balance kebutuhan gas bumi nasional di tengah terus meningkatnya kebutuhan gas bumi, terutama untuk industri," ujar Ratih.
"Inisiatif ini adalah bagian dari upaya PGN untuk mewujudkan komitmen memenuhi kebutuhan gas bumi kepada pelanggan serta optimalisasi pemanfaatan gas bumi sebagai energi transisi,” sambungnya.
Dia menambahkan, saat ini, PGN melakukan pengelolaan 90% infrastruktur gas nasional dalam berbagai moda transportasi, baik pipa maupun non pipa, seperti Floating Storage Regasification Unit (FSRU), Land Based Energy Terminal, SPBG, MRU, dan LPG Processing Plant.
Selain itu, PGN juga mengintegrasikan seluruh potensi gas bumi di segala penjuru negeri dalam, sehingga dapat melayani pelanggan dengan layanan energi yang reliable, bersaing dan berkelanjutan.