sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Piala Dunia 2022 Qatar Tanpa Bir, Berapa ‘Uang’ yang Hilang?

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
21/11/2022 13:51 WIB
Piala Dunia 2022 akan mendorong potensi peningkatan penjualan bir sebesar 13,5%.
Piala Dunia 2022 Qatar Tanpa Bir, Berapa ‘Uang’ yang Hilang? (Foto: MNC Media)
Piala Dunia 2022 Qatar Tanpa Bir, Berapa ‘Uang’ yang Hilang? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Apa jadinya Piala Dunia 2022 tanpa bir? Bagi para konsumen minuman beralkohol ini, tentu perhelatan kali ini menjadi yang terberat sepanjang sejarah Piala Dunia.

Piala Dunia 2022 kali ini merupakan turnamen sepak bola terakbar pertama yang digelar di negara Timur Tengah. 

Sebagai negara muslim konservatif, Qatar melarang semua penjualan bir di dan sekitar stadion Piala Dunia. Keputusan ini diambil secara dramatis hanya dua hari sebelum turnamen sepak bola terbesar tahun ini dimulai

Badan sepak bola dunia FIFA mengonfirmasi hal ini pada hari Jumat.

“Menyusul diskusi antara otoritas negara tuan rumah dan FIFA, keputusan telah dibuat untuk memfokuskan penjualan minuman beralkohol pada FIFA Fan Festival sebagai tempat berlisensi resmi, dan menghapus titik penjualan bir dari perimeter stadion Piala Dunia FIFA 2022 Qatar,” tulis FIFA dalam pernyataan resminya.

Meski demikian, negara kaya gas itu tidak sepenuhnya melarang alkohol untuk pengunjung, melainkan penjualan dan konsumsinya dikontrol dengan ketat.

Alkohol hanya akan diperbolehkan di beberapa hotel dan restoran berlisensi khusus dan tidak dijual bebas di sepanjang jalanan.

"Otoritas negara tuan rumah dan FIFA akan terus memastikan bahwa stadion dan area sekitarnya memberikan pengalaman yang menyenangkan dan terhormat bagi semua penggemar," imbuh pernyataan FIFA.

Keputusan ini menimbulkan pro-kontra bagi banyak pihak, baik penonton maupun sponsor. Keputusan ini juga diperkirakan berdampak terutama bagi sponsor produsen minuman keras.

Bir di Qatar dan Nasib Budweiser

Alkohol telah menjadi perhatian khusus bagi otoritas Qatar sejak negara ini memenangkan kesempatan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Penjualan dan konsumsi minuman keras selama ini memang sangat dibatasi di negara Teluk Arab yang konservatif itu.

Keputusan itu membuat sponsor utama turnamen, Budweiser berpotensi mengalami kerugian. Diketahui Budweiser telah menggelontorkan dana sponsor sebesar USD75 juta.

Produsen bir asal AS ini merespons segera menyusul pengumuman FIFA dengan mematuhi aturan tersebut. Pihak Budweiser menyatakan bahwa pembatasan penjualan alcohol ini sebagai kondisi yang "di luar kendali."

Diketahui, sebuah survei yang dirilis oleh Harris Poll pada 2016 menunjukkan bahwa alkohol dan olahraga memiliki hubungan saling terkait.

Orang-orang di Amerika Serikat (AS) yang menonton olahraga secara langsung di stadion atau melalui sambungan televisi sangat mungkin menikmati pertandingan dengan ditemani minuman beralkohol. Menariknya, beberapa olahraga melibatkan tingkat konsumsi yang lebih tinggi daripada jenis olahraga lain, salah satunya adalah sepak bola.

Sementara mengutip Visual Capitalists, manusia telah meminum bir selama ribuan tahun. Oleh karenanya, minuman ini masih menjadi salah satu minuman paling populer di dunia. Adapun konsumsi bir pada 2020 bahkan melebihi 177 juta kiloliter di seluruh dunia.

Dalam hal konsumsi bir total, China menempati urutan pertama. Pada 2020, konsumsi bir di China mencapai 36 juta kiloliter. Jumlah ini cukup untuk mengisi lebih dari 14.000 kolam ukuran Olimpiade.

Di urutan kedua terdapat AS dengan konsumsi 24,1 juta kiloliter dan urutan ketiga terdapat Brazil dengan konsumsi 13,8 juta kiloliter.

Meski demikian, Qatar awalnya melonggarkan pembatasan alkoholnya untuk mengizinkan Budweiser, untuk menjual produknya di tempat resmi Piala Dunia Qatar, khususnya stadion dan zona penggemar.

Berapa Banyak Bir Dikonsumsi di Piala Dunia?

Diketahui bahwa Budweiser telah menjadi distributor bir eksklusif Piala Dunia sejak 1986. Inilah yang membuat perusahaan induk Budweiser, AB InBev, masih mau memperbarui kontraknya dengan FIFA hingga 2022 setelah keputusan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 dikonfirmasi.

Bir beralkohol ini akan tersedia juga di zona penggemar, tetapi setelah pukul 18.30 waktu setempat. Adapun untuk penonton yang mabuk akan dikirim ke zona khusus untuk menenangkan diri.

AB InBev juga mengatur dan membatasi jumlah bir yang dikirim ke negara tersebut dan dibuat berdasarkan data ekstensif. Meskipun demikian, perusahaan tetap membuat tindakan preventif jika permintaan melonjak. Perusahaan juga berencana untuk melatih sebanyak 6.000 pekerja untuk menyajikan bir mereka dengan benar.

Namun, otoritas Qatar akan membatasi tempat dan siapa saja yang dapat membeli minuman beralkohol. Bir, anggur, dan minuman keras lainnya disebut akan tersedia untuk dibeli di banyak restoran yang terkait dengan hotel kelas atas.

Hal ini berpotensi akan mengurangi pendapatan dari penjualan bir.

Mengutip data Statista, jumlah total penonton yang hadir pada Piala Dunia 2018 di Rusia sebanyak 3,03 juta dengan rata-rata penonton per pertandingan mencapai 47,37 ribu.

Adapun Piala Dunia 2014 di Brazil mendatangkan penonton langsung total paling banyak mencapai 3,44 juta dengan rata-rata penonton per pertandingan 53,77 ribu. Angka ini semakin meningkat dari tahun ke tahun sejak Piala Dunia tahun 1970 di Meksiko.

Adapun harga satu pint Budweiser dapat dibeli seharga 45 hingga 55 riyal Qatar atau setara USD12 hingga USD16 di berbagai tempat hiburan di pusat kota.

Sebagai kalkulasi kasar, jika bir dijual di harga USD12 hingga USD16, dengan rata-rata penonton di angka 3 juta dan kesemuanya membeli minuman beralkohol saat pertandingan, maka pendapatan yang akan diperoleh mencapai USD48 juta dari penjualan per botol bir saja. Jika setiap orang mengonsumsi lebih dari satu botol, pendapatan pun bisa berlipat ganda.

Jika penjualan dibatasi, bisa saja pendapatan dari penjualan bir akan berkurang.

Padahal mengutip talkingretail.com, Piala Dunia 2022 akan mendorong potensi peningkatan penjualan bir sebesar 13,5% di luar perdagangan musim dingin. Angka ini setara dengan tambahan 62 juta pint, menurut perkiraan dari Budweiser Brewing Group.

Sementara diperkirakan bahwa 70% konsumen bir mengatakan kemungkinan besar akan menonton sebagian besar pertandingan di rumah. Jadi, sepertinya Budweiser akan mendapatkan keuntungan dari penjualan di luar Qatar.

Untuk Piala Dunia kali ini, penelitian terbaru Budweiser Brewing Group juga menyebut 63% pembeli berencana minum bir saat menonton pertandingan dan sebanyak 11% penonton akan meminum alkohol yang lebih keras.

“Turnamen Piala Dunia FIFA ini menghadirkan peluang penjualan unik untuk off-trade karena konsumen ingin meningkatkan pengalaman menonton di rumah,” kata Maria Neves dari Budweiser Brewing Group UK&I. (ADF)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement